Tujuan dari dibuatnya undang-undang nomor 11 tahun 2010 adalah untuk melestarikan warisan budaya bangsa dan warisan umat manusia, meningkatkan harkat dan martabat bangsa melalui cagar budaya, memperkuat kepribadian bangsa, meningkatkan kesejahteraan rakyat, dan mempromosikan warisan budaya bangsa kepada masyarakat internasional.
Cagar Budaya Indonesia (CABI)
Salah satu daerah di Indonesia yang sudah dan sering saya lihat adalah cagar budaya yang terdapat di Kota Medan, Provinsi Sumatera utara. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas kebudayaan dan pariwisata terdapat 101 cagar budaya, yang terdiri dari 82 bangunan individu cagar budaya, 15 bangunan kelompok cagar budaya, 4 kawasan cagar dan situs cagar budaya.
Yaitu peninggalan Kesultanan Melayu Deli. Cagar budaya yang ditinggalkan oleh Kesultanan Melayu deli tersebut sudah sangat dikenal khususnya bagi masyarakat Kota Medan. Hal ini dikarenakan Kesultanan Melayu Deli sempat berjaya di Medan dahulu kala. Beberapa peninggalannya yaitu:
1. Istana Maimun
Istana Maimun adalah bangunan istana Kesultanan Melayu Deli. Istana ini didirikan oleh Sultan Deli, Makmun Al-Rasyid Perkasa Alamsyah pada 26 Agustus 1888. Desain arsitektur Istana Maimun sendiri sangat mempesona karena memadukan arsitektur Melayu, Moghul, Timur Tengah, Spanyol, India dan Belanda.
2. Masjid Raya Al Mashun
Masjid Raya Al Mashun adalah salah satu ikon pariwisata Kota Medan. Masjid ini merupakan peninggalan Kesultanan Melayu Deli yang dibangun pada tahun 1906 oleh Sultan Makmun Al Rasyid Perkasa Alamsyah, penguasa ke-9 Kesultanan Melayu Deli. Arsitekturnya sendiri sangatlah khas karena memadukan gaya Timur Tengah, India dan Spanyol yang akhirnya melahirkan masjid yang sangat indah.
3. Masjid Raya Al Osmani
Masjid Raya Al Osmani merupakan masjid tertua di Kota Medan. Masjid ini dibangun pada tahun 1854 oleh Sultan Deli, Sultan Osman Perkasa Alam dengan menggunakan kayu pilihan. Masjid Raya Al Osmani memiliki arsitektur yang indah dan tidak kalah dari Masjid Raya Al Mashun. Dengan menggunakan warna kuning keemasan khas Melayu dan warna hijau yang melambangkan keislaman, Masjid Raya Al Osmani memadukan keindahan arsitektur bangunan Timur Tengah, India, Spanyol, Melayu dan Cina sehingga menghasilkan pemandangan yang indah sekali.
Cagar budaya yang tak kalah tersohornya di Kota Medan yaitu Rumah Tjong A Fie. Usia rumah ini sudah 119 tahun dan menurut pemandu disana bangunan rumah, tegel dan langit-langit semuanya masih asli. Rumah dua lantai di Jalan Ahmad Yani di Kesawan, Medan, Sumatra Utara, yang dibangun oleh Tjong A Fie ini dikenal dengan ke-hororannya. Tjong A Fie adalah pedagang Hakka, Sungkow, Meixian, Guangdong, Tiongkok, memiliki banyak tanah perkebunan di Medan. Hal ini yang membuat beliau dikenal sebagai bangsawan legendaris Kota Medan.
Cagar budaya selanjutnya yang dapat dilihat di Sumatera Utara adalah Rumah Pengasingan Soekarno di Berastagi. Selain itu ada juga Museum Jamin Ginting yang ada di desa Suka kabupaten Karo. Masih banyak lagi cagar budaya yang dapat kita lihat di Sumatera Utara.
Selain di Sumatera Utara, cagar budaya selanjutnya yang pernah saya datangi dan lihat adalah cagar budaya yang ada di DKI. Jakarta. Terdapat Kota Tua Jakarta, Monas, dan juga ada Museum Uang Republik Indonesia di DKI. Jakarta. Kesemuanya selalu membuat saya takjub. Gimana gak takjub, kesemuanya masih sangat terawat keasliannya dan cagar budaya tersebut rapi tersimpan di tempatnya.
Setelah DKI.Jakarta adalagi satu tempat yang paling membuat saya merasa berada disaat cagar budaya tersebut baru muncul di Indonesia, yaitu cagar budaya yang ada di DI. Yogyakarta. Bagaimana tidak takjub, tak hanya terawat dan tersusun rapi di tempatnya, cagar budaya yang ada di DI.Yogyakarta adalah cagar budaya ter-orisinil menurut saya. Mulai dari pemerintah, pengelola dan semua masyarakat ikut melestarikan cagar budaya di sana. Pemandangan ibu-ibu sedang membatik tak jarang bisa kita lihat di sana.
Tidak seperti yang saya lihat di beberapa cagar budaya di daerah lain. Cagar budaya di daerah dekat tempat tinggal saya bisa dikatakan kurang rawat. Cagar budaya Museum Situs Kota Cina yang berlokasi tak jauh dari tempat tinggal saya di Kel. Paya Pasir, Kec. Medan Marelan, Kota Medan. Bukan hanya karena cagar budaya ini masih sangat baru, tetapi juga dikarenakan pengelolaan dan karakter masyarakat sekitar yang belum begitu paham mengenai pentingnya cagar budaya untuk dilestarikan. Hal ini terlihat dari penurunan jumlah kunjungan wisatawan dari tahun 2012-2014. Pada tahun 2012 jumlah wisatawan 296 orang, tahun 2013 berjumlah 219, tahun 2014 berjumlah 98. Data ini saya peroleh dari hasil bincang-bincang dengan pemandu museum kala itu.
Sangat disayangkan jika cagar budaya tidak dilestarikan dengan optimal. Bukan hanya berdampak pada hilangnya identitas nasional, tetapi juga lebih parahnya adalah anak keturunan kita tidak akan lagi mengenal nilai-nilai sejarah dari bangsa ini. Oleh karena itu menurut saya wajib untuk kita khususnya para milenial melestarikan cagar budaya negeri kita ini.
Hal yang sangat penting harus kita benahi yaitu pengelolaan sektor internal dan Masyarakat yang merupakan faktor eksternal dari cagar budaya kita.
Pembenahan di sektor internal cagar budaya meliputi peningkatan kualitas sumber daya manusia, sumberdaya finansial yang terkait di dalam cagar budaya itu sendiri serta komunikasi yang baik antara pengelola dengan pengunjung. Masih sedikitnya pengelola cagar budaya yang memahami dan bisa berkomunikasi dengan pengunjung khususnya pengunjung dari luar negeri (warga negara asing) mengakibatkan pelestarian cagar budaya menjadi terhambat.
Selain pembenahan di sektor internal, kita juga tidak boleh melupakan sektor eksternal dari cagar budaya. yaitu masyarakat. Pengembangan karakter masyarakat sangat penting untuk dilakukan agar pelestarian cagar budaya yang selama ini sudah digaungkan pemerintah dapat berjalan denngan baik. Yaitu pemberian edukasi mengenai cagar budaya kepada masyarakat diharapkan dapat membuat masyarakat tahu mengenai cagar budaya dan bagaimana merawat dan melestarikannya. Setelah pemberian edukasi terkait cagar budaya, diharapkan masyarakat menyebarkan informasi positif kepada yang lainnya. Sehingga tercapailah tujuan untuk melestarikan cagar budaya di Indonesia.
Cagar budaya di Indonesia sangat banyak sekali. Data terkini jumlah cagar budaya di Indonesia selama enam tahun terakhir dapat dilihat di web resmi KEMDIKBUD-RI. Maka sudah sepatutnyalah semua lini masyarakat harus ikut berperan aktif dalam merawat dan melestarikannya.
Tak kenal maka tak cinta. Tak cinta maka tak sayang. Tak sayang maka tak terawat. Jadi rawatlah, kalau tidak ia akan musnah.
Semoga dimanapun kau berada, identitasmu sebagai bangsa Indonesia tidak akan pernah hilang.
Setiap kita pasti punya kisahnya sendiri mengenai cagar budaya.
Ini kisahku, mana kisahmu !
15 Comments. Leave new
ih awak kok baru tau ya Masjid Al-Usmani. Lokasinya di mana ini kak? bagus yaaa desainnya. perlu dijelajahi ini. masjid tertua di Medan pulaknya.
jalan arah ke Belawan Kak eee, awak aja yang dekat belon kesana hehe
pas di depan sekolah yaspi tepatnya kak
oooh … jauh juga. kapan-kapan maen ke sanalah awak nanti kalo udah bisa keluar rumah lama-lama hehe
Kata kata kakak luar biasa. Selain menambah ilmu, saya juga semakin termotivasi dengan semua kata-kata bijak yang kk tuliskan diatas
Sekali2 tulis dek tentang situs kota cina.. soalnya beberapa teman juga sering berusaha membuat acara di situ supaya orang medan tau ada Cagar budaya di situ.
Terima kasih telah mengangkat CABI (Cagar Budaya Indonesia) yg di kota sendiri. Oya, masjid raya Otsmani punya keterkaitan juga dg masjid raya Al Mashun. Di Medan Labuhan terkenal sbg masjidnya Sultan Deli juga. Kalau sedang bulan Ramadan ada burdas alias bubur pedas gratis juga sebagai bukaan di sana.
Wah cukup sedih baca data pengunjung Museum Kota Cina itu ya Lance, ish awak belon pernah kesana laaah
Sempat masuk list jenjalan kami lah museum kota cina tu Lance. Tapi pernah ke sana agak kesasar habis tu nggk ke sana2 lagi. Padahal dekat juga sama rumah sodara tu. Tapi posisinya agak masuk ke gang gitu ya Lance?
Iya kak mau banget nie kak baca tentang kota china penasaran deh. Makasih kak edukasinya the best pokoknya
Iya kak mau banget nie kak baca tentang kota china penasaran deh. Makasih kak edukasinya the best pokoknya
Sering bgt denger mesjid raya al-usmani ini sekilas mirip banget dengan mesjid azizi di tanjung pura, cagar budaya di medan ternyata banyak ya
Semangat lance, mari kita lestarikan cagar budaya indonesia.
Medan aja cagar budayanya ada banyak, dan aku baru kunjungin beberapa aja kak. Kayaknya perlu kunjungin yang lain lagi sebelum jelajah di daerah lain.
baru tau dong ada masjid raya turki itu hmmm jd penasaran