PENYEBAB MUNCULNYA TRADISI NYELENEH
“ANAK ZAMAN NOW”
Hal-hal (negatif) tersebut disebabkan karena :
1. Kurangnya pengkajian tentang adab dan agama di dalam rumah.
Maraknya tradisi baru yang “nyeleneh” dengan bermunculannya anak-anak la la la ye ye ye dan juga anak-anak tik tok dikalangan masyarakat Indonesia saat ini, mengundang keprihatinan orang tua dan khususnya saya. Tradisi baru ini akan dapat menggerus nilai-nilai luhur bangsa yang dari dulu sudah ada dan tergambar di masyarakat Indonesia. Mulai dari kesopansantunan sampai pada pribadi masyarakat yang lemah lembut dan rasa malu pun sudah tak tergambar lagi pada pribadi anak muda Indonesia saat ini.
Mulai dari tidak memperdulikan cara bicara dengan orang yang lebih tua, sampai bertindak diluar batas kewajaran (lelaki yang berlaku layaknya wanita sampai memaki orang didepan umum) dengan rasa bangga saat melakukannya. Nah hal ini sangat amat memprihatinkan sekali. Tidak adalagi rasa malu dikarenakan masyarakat juga membiarkan hal tersebut terjadi. Makin aneh, malah makin terkenal. ya, itulah yang terjadi saat ini di bumi pertiwi yang sangat kita cintai ini.
Rumah menjadi tempat awal dibentuknya pribadi-pribadi terbaik bangsa. Jadi sangat disayangkan kalau anggota keluarga di rumah tidak perduli dengan ilmu adab dan agama yang dimilikinya maupun dimiliki oleh anggota keluarga yang lain.
2. Kurangnya kesadaran anak muda tentang pentingnya menjaga kesehatan
“ah…., anak muda mah bebas mau makan apa.”
“ah…., anak muda mah makan apa aja boleh asalkan hits.”
Munculnya banyak inovasi baru dalam pengembangan kuliner di Indonesia menjadikan tujuan makan bagi masyarakat sekarang bukan dikarenakan untuk tetap mencukupi nutrisi tubuh, agar tubuh tetap dalam kondisi yang sehat. Tapi lebih kepada mencukupi varian rasa yang dikecap oleh lidah saja. Dan yang lebih parahnya lagi, anak muda sekarang melakukan aktivitas makan hanya untuk memenuhi kebutuhan feed social medianya saja. Tak perlu lagi kandungan nutrisi dari setiap bahan campuran di dalam makanan yang dimakan.
Data dari Riset Kesehatan Dasar 2013 menunjukkan bahwa dari 25,8 persen total kasus hipertensi nasional, kurang lebih 5,3% di antaranya terjadi pada remaja berusia 15-17 tahun; dengan spesifikasi jumlah laki-laki 6% dan perempuan 4,7%. Sementara itu, 5,9% anak Indonesia berumur 15-24 tahun mengidap asma. Sementara kasus diabetes pada anak di bawah 18 tahun mengalami peningkatan yang sangat tinggi dalam lima tahun terakhir, yaitu hingga 500% dari sebelumnya (1) .
Sangat banyak saya dapati anak-anak muda yang sudah memiliki pekerjaan, bingung dan bertanya-tanya kemana semua uang penghasilan mereka. Mirisnya lagi, saat bulan masih terang-terangnya aka. *as known as bulan muda (awal bulan), mereka sudah harus memikirkan bagaimana menutupi hutang di bulan depan. Dulu juga saya sering berfikir seperti ini. Sampai pada saat saya membutuhkan suatu barang. Saya harus menggunakan uang orang tua untuk membeli barang tersebut padahal waktu itu saya sudah bekerja dan belum menikah (ya taulah ya kalau orang belum nikah, berarti pengeluarannya hanya untuk dirinya seorang saja).
4. Bingungnya anak muda untuk menentukan prioritas hidupnya.
Saya sering sekali menjumpai konflik-konflik anak muda yang tidak berkesudahan. Mulai dari konflik dengan teman maupun konflik di keluarga. Salah satu contoh konflik dengan teman yaitu timbulnya gep-gep (jarak) dengan teman satu tim. dan konflik dikeluarga yaitu timbulnya rasa saling cemburu dari satu atau banyak anggota keluarga terhadap keberpihakan kita. Saya menyebut konflik ini dikarenakan timbulnya kesensitifan yang tak berlogika. Kata kesensitifan yang tak berlogika disini saya gunakan memang sedikit rancu. Ya kalau sensitif memang datang dari rasa, dan rasa itu pakai perasaan tidak pakai logika. Kenapa saya pakai kata-kata ini?
Dikarenakan saat alasan telah diutarakan tapi logika tak mau menerima dan pada saat itu juga rasa tetap dipuncak keegoan. Ini lah yang saya maksudkan “kesensitifan yang tak berlogika”. Nah sifat sensitif yang tak berlogika ini muncul disebabkan kekurangtahuan anak muda menentukan prioritas hidupnya. Kalau bahasa kerennya anak muda yang begini ini ya disebut dengan anak labil.
So GUYS….
Kalian perlu tau kalau persoalan-persoalan ini bukan hanya menimpa anak muda di SUMUT atau Nusantara ini saja. Mungkin persoalan ini juga menimpa rata-rata dari anak muda dunia. (mohon maaf saya tidak tau pasti karena memang tidak pernah observasi sendiri tentang hal ini, hanya perkiraan saja).
Nah sikap kita terhadap mereka yang “nyeleneh” ini adalah bukan menghakimi atau menjadi tuhan-tuhan kecil di dunia yang berhak men-judge kesalahan yang mereka perbuat. Karena hal perlu dijauhi bukan orangnya tetapi sikapnya/tradisi nya. Kalau memang kita tidak bisa menegur dan memberikan saran kepada orang yang punya tradisi nyeleneh “Bad attitude” tersebut agar dia merubah sikapnya, paling tidak kita jangan sampai mengamalkan apalagi mengembangkan tradisi nyeleneh tersebut #selfreminder.
Source:
1. http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesdas%202013.pdf
16 Comments. Leave new
Ketidakpedulian orangtua terhadap perkembangan anak remaja juga salah satunya ya kak..
Orangtua kurang kontrol. Merasa anaknya baik2 saja..
iya kak. sebenarnya bukan orang tua saja kak, tapi semua yang ada dirumah. baik itu kakak, abang, adik ataupun siapapun yang ada dirumah sangat berperan penting. semoga kita bisa selalu istiqomah ttg adab ini. harus kudu wajib peduli mengoreksi secara langsung kalau ada anggota keluarga atau orang dirumah kita yang menunjukkan glagat nyeleneh2 itu.
Syukurlah awq.dlu pas muda cepat sadar ahaha
tulah…. banyak-banyaklah kita besyukur yakan. biar gk apa kali apa itu. hehehe
Makanya jadi ortu zaman skrng itu berat. lebih berat lagi kalau gak ada ilmu. 😭
iya kan kak. duh, eike jadi bingung harus mulai belajar dari mana dulu.
Sukak kali sama tulisan anak muda kek gini. Awak jadi tertular muda kembali
hehhee….kk masih muda kok. sama kita, muda kesamping. hehehe
suka sama tulisannya, nambah pengetahuan….
makasih kakak. mari menebar kebermanfaatan bersama dengan menulis.
Soal ngatur keuangan, dah diatur aja masih acak kadut, apalagi gak diatur yak…
selalu biaya tak terduga nya lebih banyak yakan kak e…hahahha
ngeri jaman now.. dari acara tv aja contohnya anak milenial.disitu sangat menggambarkan pacarana tau ntah apalah..mamaknya siartis jg ikot..ih nheri..nanti anakku nonton youtube yg kufilter dan ruang guru aja..
iya kak. mau kritis sama tayangan televisi, eh dibilang gadak kerjaanlah dan gk bisa ngurusin anak sendiri. padahal awak pengennya supaya tontonan itu lebih berkualitas, jadi anak awak pun bisa juga nonton tv dengan aman ya kan.
Bagi saya yang terpenting lagi adalah mengarahkan bukan menakuti anak2 muda. toh saya juga terhitung muda. Bahkan agak gimana saat anak saya tiba2 sudah mengenal aplikasi tik tok.
Katanya itu bentuk pencarian eksistensi diri mereka mba.. tsaaah